Hemmmm rasanya anak akan selalu menjadi anak bagi orang tuanya, dan tentu orang tua pun akan terus menjadi orang tua bagi anak-anaknya. Bukan kisahku memang, namun aku turut bersedih bagi mereka, anak-anak, yang tidak bisa menjalani pilihan yang mereka inginkan akibat tuntutan dari orang-orang tua mereka.
Ya, aku bersyukur hidup di dalam keluarga yang mendukungku, meskipun tidak selalu. Namun keluargaku tidak turut melarang apa yang aku inginkan, terkadang. Ya, sebab terkadang pun ada beberapa hal yang tidak mereka dukung, meskipun akhirnya aku akan mengabaikannya.
Sudah menjadi tugas orang tua untuk mengurus anak-anaknya, dan membesarkannya dengan kasih sayang. Namun sayangnya, sebab rasa kasih sayang yang teramat besar kadang akan membuat orang tua lupa bahwa setiap anak memiliki hak untuk berpendapat dan menjalani pilihan mereka sendiri. Tanpa sadar orang tua menjadi pembatas pergerakan anak, atau bahkan perkembangan hingga impiannya, dengan alasan untuk melindungi tentunya.
Sialnya, tidak semua anak berani untuk berpendapat tentang apa yang dia inginkan kepada orang tuanya. Alih-alih takut dimarahi dan dimusuhi, takut dibilang durhaka, takut dibilang tidak tahu terima kasih, atau bahkan takut orang tuanya kecewa. Tentu ada beragam alasan mengapa orang tua mengekang anaknya, ada beragam alasan mengapa anak-anak melawan, dan tentu ada juga beragam alasan mengapa anak-anak terus menurut saja.
Mewakili isi hati anak-anak yang tidak dikekang, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tuaku, yang memberiku arahan dengan baik, memberiku kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang aku ingini. Juga mewakili isi hati anak-anak yang tak dibebaskan memilih, aku pun ingin mengucapkan terima kasih kepada para orang tua yang telah berjuang keras mendidik anak-anak yang kalian miliki untuk menjadi orang yang “benar”. Namun aku pun ingin mengingatkan sedikit saja, apa yang orang tua anggap benar, belum tentu benar bagi anak, begitu juga sebaliknya, apa yang anak anggap benar, belum tentu benar bagi orang tuanya.
Mewakili isi hati anak yang tidak dipersilakan memilih jalan hidupnya, aku ingin orang tua tahu, bahwa anakmu sudah besar, berilah dia tanggung jawab untuk memilih apa yang mereka inginkan dan apa yang akan mereka pertanggung jawabkan. Aku tahu ini berat bagimu, para orang tua, namun biarkanlah anak-anakmu tumbuh menjadi dewasa. Bila anakmu terjatuh, anggaplah itu pelajaran baginya dan agar ia semakin dewasa, dan apabila ia berhasil, anggaplah itu adalah penghargaan terbesar baginya atas dirinya sendiri.
Tidak ada keputusan yang salah tentunya, yang salah adalah jika kamu tidak tahu apa risiko yang akan kamu hadapi di kemudian hari atas keputusan yang kamu ingini. Orang tua, anak-anak akan selalu menyayangi kalian, sekeras apapun kalian mendidik mereka, sekeras apapun kalian menolak keinginan mereka. Anak-anak, orang tua akan selalu menyayangi kalian apapun keputusan yang kalian ambil, apapun risiko yang akan terjadi kedepannya.
Orang tua, berilah kesempatan pada anak-anakmu untuk berdiri sendiri, belajar bertanggung jawab, belajar memimpin dirinya sendiri, agar kelak ia menjadi pemimpin sehebat dirimu. Anak-anak, berilah orang tuamu kesempatan untuk memelukmu lagi, mendekapmu, mengusap kepalamu, mencium keningmu, sekali lagi.