Fungsinya Kamu Ada

Cinta itu buta, ahh tidak, aku tidak buta.
Cinta itu fana, ihh tidak, aku tidak fana.
Cinta itu palsu, ohh tidak, aku tidak palsu.

Orang lain bisa buta karena cinta. Tapi aku, tidak. Cinta itu penuh dengan akal, perasaan, dan logika. Kita tidak akan hidup hanya dengan cinta. Cinta juga butuh faktor penunjang lainnya yang akan membuat rasa semakin bersama.

Akalku terus mengejar mimpi yang ingin ku gapai bersamamu. Cara dan rasa akan berpadu, menyatu, dan membuat api semangat di hati menjadi semakin menyala. Hingga tenagaku terus melaju tanpa lelah untuk mengejar apa itu cinta.

Gejolak di hatipun semakin membara. Senang, sedih, bahagia, kecewa, pernah ada di dalamnya. Ku rajut semuanya menjadi pondasi yang semakin kokoh, dan akan kutambahkan beberapa warna lagi di setiap harinya, agar semakin berwarna.

Apakah akan ada warna hitam? Tentu, sebab tanpa hitam, kita tidak akan tahu apa itu putih. Sebab pula jika hanya satu warna, apa indahnya? Hitam itu bukan kelabu, dan putih tidak selalu suci. Jadi untuk apa kita khawatir?

Rasaku memang tidak selalu bersemi, kadang ada pula musim gugur. Hatiku pun tidak selalu pasang, ada pula saatnya untuk surut. Tapi itulah fungsinya kamu. Kamu yang membantuku untuk bangkit saat berguguran, kamu pula yang menahanku agar tidak berlebihan saat bersemi. Kamu yang melambaikan tangan padaku ketika surutku mulai muncul, dan kamu yang menyapaku ketika ku sedang pasang. Semua sesuai dengan porsinya, seperti sudah diatur oleh sang Pencipta.

Kini, aku sedang tidak ingin diganggu. Aku hanya ingin bersamamu, menemukan bahagia di sisa waktuku.

[Podcast] Fungsinya Kamu Ada

#sajakasal di Maret 2021