Menghargai Waktu yang Kita Punya

Waktu, andai saja aku bisa memberhentikan, mempercepat, atau mengulang waktu. Mungkin saja semua orang berharap yang sama. Tapi mengapa waktu seolah menjadi musuh bagi kita? Terburu waktu, terkejar waktu, terbatas waktu, terkikis waktu.

Waktu, bisakah berdamai dengan dia?

Iya, dia, dia yang selalu mengaitkan waktu. Dia yang selalu membatasi waktu. Dia yang selalu menganggap waktu adalah sebuah keterbatasan. Sedangkan aku, tidak, aku sangat menikmati waktu. Sekalipun sudah sedikit waktuku, ya dinikmati saja, itulah namanya dinamika.

Waktu mengajarkan kita untuk tepat. Waktu mengajarkan kita untuk cepat. Waktu mengajarkan kita untuk lambat. Waktu mengajarkan kita untuk merapat. Tapi waktu juga bisa membuat kita tersesat.

Waktu, bagiku, ia adalah saat dimana aku harus bersyukur. Bersyukur telah berkejaran, bersyukur telah berusaha, bersyukur telah gagal, bersyukur telah berhasil, bersyukur sebab mengajarkanku banyak hal. Tanggung jawab, kedewasaan, keikhlasan, ketabahan, dan keajaiban.

Ya, keajaiban. Pernahkah kamu sadar bahwa terlalu banyak keajaiban yang telah datang karena waktu? Di akhir perjuanganmu, ada saja malaikat yang datang memberimu jawaban. Pernahkah kamu sadar bahwa waktu memberikanmu sebuah arti? Arti untuk menikmati. Menikmati setiap kejadian yang sedang kau jalani. Pernahkah kamu sadar bahwa waktu membuatmu semakin meninggi? Tinggi dan semakin tinggi, apapun itu, tingginya kebahagiaan, atau tingginya penderitaan. Itu semua tergantung dengan waktu.

Waktu adalah sebuah alur kehidupan. Naik, turun, cepat, lambat, salah, tepat, kurang, maupun cukup, waktulah sahabatmu. Berdamailah dengan waktu, sebab waktu tak punya niat jahat kepadamu.

#sajakasal di Agustus 2021