Ketika Aku Sudah Mengajar!

PicsArt_04-04-07.39.00

Pencapaian yang baru saja ku sadari adalah terlibatnya aku menjadi seorang dosen! Padahal hal ini sudah berlangsung sejak 2017, namun aku masih belum menyadarinya. Kenapa begitu? Karena aku menganggap bahwa aku hanyalah dosen online, yang bagiku itu belum memenuhi persyaratanku sebagai seorang dosen. Hemm ternyata aku salah!

2017 lalu, aku bertanya kepada teman kuliah S2-ku yang berprofesi sebagai koordinator dosen online di Universitas Terbuka, apakah aku bisa mengajar di sana? Ya, cita-citaku sebagai seorang dosen membuatku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Kabar baiknya, beliau bilang kalau aku bisa berkontribusi melalui dosen online, yang kami sebut Tutor Online. Kesempatan besar itu tentu aku ambil, dan aku dipercaya untuk memegang kelas Perilaku Organisasi di Fakultas Manajemen, selama 4 semester, dan saat ini sudah memulai di 5 semester.

Hingga akhirnya aku sadar, bahwa aku telah masuk ke dalam cita-citaku, saat kemarin aku diundang untuk berkontribusi pada pengembangan materi untuk kurikulum berikutnya. Wowww, seketika aku menangis, dan berkata dalam hati “terima kasih, Tuhan, perlahan Kau mewujudkan mimpiku satu-persatu, perlahan, namun pasti”.

Menjadi dosen online juga membutuhkan tenaga yang besar. Mengapa? Karena waktu mengajarnya adalah 24 jam dikali 7 hari lho. Jika di dalam kelas setiap dosen hanya berkesempatan untuk menyampaikan materi dalam waktu kurang lebih 2 jam, di sini tidak. Karena kamu bisa menghabiskan waktu selama kurang lebih 168 jam untuk berinteraksi dengan para mahasiswamu. Ya, kelas elearning semacam ini sengaja dibuat untuk memudahkan para mahasiswa untuk dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Meskipun begitu, aku tetap ingin mengajar secara langsung, dan bertatap muka dengan para mahasiswaku di dalam kelas. Doakan segera terwujud ya, Gaesss 😛

Kebanggaan ini pun muncul ketika aku melihat banyaknya dosen-dosen yang juga hadir untuk mengikuti pengembangan materi ini, dan aku merasa bahwa akulah yang paling muda di sini. Banyak sekali dosen-dosen senior yang hebat-hebat yang turut berkonstribusi, dan aku pun bahagia melihatnya. Aku merasa menjadi seorang anak kecil yang sedang berada di dalam kerumunan orang dewasa yang tentu ilmunya sangat berharga, dan dapat ku pelajari.

PicsArt_04-04-07.37.48

Sayangnya, karena padatnya tugas yang diberikan, membuat waktu untukku berinteraksi cukup sedikit. Jujur saja, tak banyak orang-orang yang ku ajak bicara di sana, karena masih banyak tugas yang harus ku selesaikan tepat pada waktunya. Namun aku bertemu dengan seorang dosen senior dan beliau memang sudah penisun, dia berkata “kamu masih muda, Dek, kuliah lagi sana, ambil S3, cari ilmu setinggi-tingginya, cari ilmu yang bermanfaat untuk kamu dan yang lainnya”. Seraya dalam hati aku berkata “terima kasih, Pak, saranmu pasti akan sangat ku pertimbangkan”.