Kotoran Kucingku Mengganggu

Soal memelihara kucing. Sebenarnya kucing yang ada di rumah saya tidak sengaja kami rawat. Kami di rumah hanya memberi makan kucing yang datang. Alasannya sederhana, banyak orang berbondong-bondong membeli kucing dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sedangkan bagaimana dengan nasib kucing domestik?

Ya, saya menyebutnya dengan sebutan kucing domestik. Kucing yang saya maksud adalah kucing liar yang tidak bertuan, yang beranak-pinak dengan sendirinya, yang tidak memiliki pemilik yang rutin memberinya makan, yang mencari makanan di kumpulan sampah. Hati saya tergerak untuk membantunya mengisi perutnya yang kosong.

Hingga akhirnya kucing-kucing ini menganggap kami di rumah adalah tuannya. Mereka selalu kembali ke rumah, tidur di depan atau di belakang rumah, mengantar kami jika ke warung, dan kami pun memberikan mereka nama satu-persatu.

Hingga ada seorang tetangga saya merasa terganggu, sebut saja Joko.

Joko: “Cha, saya mau minta tolong dong”

Saya: “Ohya, apa tuh?” jawab saya dengan penuh senyuman

Joko: “Coba deh kamu lihat tuh sekeliling banyak banget tai kucing”

Saya: “Ohiya nanti dibersihin sama kakek” kebetulan kakek saya memang terbiasa untuk membersikan kotoran kucing yang ada di sekitaran rumah

Maklum saja, saat ini ada seekor kucing yang baru saja beranak, dan bayi-bayi kucing ini masih suka buang kotoran sembarangan. Ya namanya juga bayi kucing, jadi belum bisa diajarkan untuk buang air dimana.

Joko: “Bukan masalah bersihin, coba kamu lihat tuh (kotoran kucing)”

Saya: “Iya, nanti dibersihkan sama kakek ya”

Joko: “Bukan begitu, kan kasihan orang yang ngontrak disini (kebetulan ini juragan kontrakan) mau complain gak berani”

Saya: “Iya nanti dibersihin ya”

Joko: “Lagian kamu punya kucing tuh jangan di tambah-tambahin dong”

Awalnya memang saya merasa bersalah karena memang kotoran kucing itu mengganggu, dan saya terima-terima saja di tegur. Tapi kok pas dia bilang “punya kucing jangan di tambah-tambahin” saya merasa geli ya.

Saya sudah menyediakan pasir kucing untuk kucing-kucing saya buang air. Bahkan ada beberapa dari kucing saya ini yang akan pergi mencari kebun kosong untuk buang air, kebetulan di belakang rumah saya masih ada kebun kosong. Kotoran kucing yang sekarang ada, itu adalah hasil dari bayi-bayi kucing yang belum bisa diajak untuk berdisplin. Hemmmm baiklah sepertinya saya habis melakukan suatu kesalahan hingga orang tersebut sensi dan menegur saya.

Salah saya? Iya mungkin ada faktor kelalaian yang saya lakukan. Tapi jujur saja saya agak merasa gimanaaaaaa gitu. Dulu waktu orang ini memelihara bebek atau angsa, dan kotorannya menclok di halaman depan atau belakang rumah saya, kami hanya diam saja dan membersihkan dengan ikhlas hati. Karena apa? Karena kami berpikir ya namanya juga binatang, wajar saja kalau mereka buang kotoran sembarangan. Dalam hati saya, “ohh mungkin dia sedang lupa” wkwkwk.