Jangan Ambil, Tinggalkan, dan Bunuh!!

pemandangan pagi hari di garis start (Desa Ranu Pane)
Pendakian kali ini kami putuskan hanya sampai danau Ranu Kumbolo saja. Di danau tersebut, nantinya kami akan mengambil momen sunset, sunrise, dan milky way. Sayangnya bintang malam ini tak begitu banyak. Alhasil milky way yang kami cari tak bisa kami temukan. Tapi rasa kecewa pun terbayar saat pagi kami bangun, dan ada sapaan mentari di depan pintu tenda. Dinginnya pagi pun masuk ke dalam tenda kami. Wahh ini ac alami loh.

pagi hari di danau Ranu Kumbolo
Krucuk krucuk bunyi perut kami memanggil-manggil. Yap sekarang waktunya memasak. Berbekalan pun di keluarkan satu-persatu. Mulai dari memasak air, mie instan, sosis, telur, kornet, dan menyeduh susu. Masakan yang begitu panas, dalam waktu sekejap berubah menjadi dingin. Haha entah berapa suhu pagi itu di Ranu Kumbolo.
Tak lama setelah makan, kami bergegas menuju pemandangan Rawa Ombo-Ombo. Kali ini tak mau kecewa sepeti tak bertemu milky way, kami harus dapat gambar letusan wedus gembel di puncak Mahameru. Sayangnya tanjakan cinta yang kami lewati terlebih dahulu sudah tak seindah dulu. Kalau dulu cuma ada dua jalur saja. Tapi kini entah kenapa jalurnya jadi ajaib. Mungkin banyak pasangan yang ingin membuktikan mitos perjalanan menuju puncak tanjakan cinta. Sehingga membuat banyak pasangan tak sabar melewatinya. Hemm agak aneh yaa..

pemandangan dari tanjakan cinta
Setibanya di Rawa Ombo-Ombo, cocktail yang kami bawa menjadi teman menunggu letupan wedus gembel. Sepertinya kepulan asap ini hanya keluar setiap 10 sampai 15 menit sekali. Letusannya pun tak terus menerus, hanya beberapa jam saja. Atas buah kesabaran kami menunggu, wedus gembel pun menampakkan diri. Wow indahnya pemandangan dari situ. Namun sayangnya, pemandangan yang indah di depan jauh di sana tak seindah pemndangan yang terpampang di depan kami persis. Pasalnya, padang Rawa Ombo-Ombo ini terbakar dan menyebabkan bunga yang seperti lavender ini hangus.

padang rawa Ombo-ombo yang seharusnya berwarna ungu
Kaki ini seolah tak mau berhenti, kami terus menelusuri padang alang-alang di sekitaran. Sampai hari cukup siang, kami bergegas kembali ke tenda dan segera merapihkan barang bawaan untuk kembali ke garis start di desa Ranu Pane.
Perjalanan kali ini cukup cepat. Gimana gak cepat, wong barang bawaan sudah habis kami titipkan ke salah satu ibu yang berdiam di pendopo di Ranu Kumbolo. Ibu itu berjualan minuman hangat dan sedikit gorengan. Jadi siapa tahu bahan makanan kami berguna untuk si ibu.
Setibanya di desa Ranu Pane, nampak seekor anjing lucu berdiri di atas bukit. Hihi bukit ini dipenuhi pemakaman warga. Sepertinya anjing ini bertugas untuk berjaga malam disitu. Anjing itu pun seolah memanggil-manggil. Mengarahkan matanya ke hadapanku. Ya lekaslah aku menuju ke tempatnya. Benar saja, dia rindu akan sentuhan tangan. Aku seperti berbincang-bincang dengannya. Dia mengeluarkan aungan, maklum saja anjing ini bukan lah jenis anjing yang gemas menggonggong. Anjing itu pun menangis ketika aku berpamitan untuk kembali ke teman-temanku. Dia ingin ikut sepertinya. Tangisannya itu membuatku sedih. Tapi bagaimana lagi, itu bukan lah milikku hehehehe. Meskipun aku sudah turun kembali ke teman-temanku, anjing itu terus memandangiku hingga aku tak terlihat lagi.
Berjalan sedikit dari garis start, ada sebuah Jeep menunggu kami disana. Sudah lama rupanya dia menunggu. Perjalanan pulang kali ini kembali kami disuguhkan dengan indahnya pantulan mentari. Tapi sekarang mentari yang ingin pulang juga hehehe. Warna pink memukaunya membuat rasa lelah kami sedikit memudah. Sungguh indahnya pemandangan. Inilah salah satu karya Tuhan yang kembali kami nikmati. Semoga saja nanti saat kami kembali lagi kesini, keindangan ini semakin bertambah dan tidak memudar. Yang harus diingat adalah “Jangan ambil apapun kecuali foto”, “Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak”, dan “Jangan bunuh apapun kecuali waktu”.
Semeruuuu misss youuuu banget
Iya mbak, seru banget, meskipun belum sampai puncak. Tapi jadi pingin kesana lagi hehe..
Saya baru sampe Ranu Pane. Diajakin lebih jauh lagi tapi syaanya maish ragu hehe
Wahhhh, di Ranu Panenya aja udah keren banget pemandangannya ya mbak. Hehehe hayuk mbak tahun depan barengan sama aku, aku mau kesana lagi..