Kejutan di awal tahun 2017 pun berpihak padaku. Kemarin pagi, 04 Januari 2017, Depok diguyur hujan deras dan membuat selimutku semakin posesif dan tak mau ditinggalkan. Keposesifan ini pun tertular pada kucing pertamaku, Unyil.
Unyil adalah kucing kampung betina berwarna belang hitam dan putih. Umurnya belum genap setahun, tapi dia sudah dua kali hamil. Dia melakukan perkawinan dini rupanya haha. Dialah satu-satunya kucing yang mampu meluluhkan hati ibuku dan memperbolehkanku merawatnya. Ketidaksukaan ibuku pada kucing akhirnya luntur semenjak Unyil menapakkan kaki dirumah. Meskipun berkali-kali diusir, Unyil tetap menunjukkan sikap manjanya dengan mengeluskan kepala ke kaki ibuku. Seolah dia berkata “Ibu, bolehkan aku tinggal dirumah ini ya, aku akan berlaku baik padamu” hahahaa..
Di kehamilannya yang pertama, dua ekor bayi yang dia bawa pulang. Corak pada anak kucing yang lahir cukup menarik. Perpaduan antara warna putih, hitam, cokelat, dan orange. Bayi Unyil pun sudah tumbuh bulu dan mampu membuka kedua matanya. Inilah pertama kali aku merawat bayi kucing. Sayangnya keduanya mati setelah hampir tiga minggu mencium udara di belakang rumah. Ku kira ini kesalahanku yang telah menyentuhnya sehingga Unyil enggan menyusui dan jaga anaknya lagi. Ternyata itu bukan soal sentuhan. Kedua anak Unyil mati kedinginan ketika malam karena berada di luar rumah. Alas yang kuberikan pun kurang memenuhi standar yang sudah ditetapkan di dunia perkucingan.
Tiba pada kehamilan yang kedua. Pagi kemarin dia tampak posesif dengan tidur di sebelahku sambil memeluk salah satu tanganku. Hemmm aku mampu mendengar suara mimpinya dalam hayalku. “Jangan tinggalkan aku hari ini, temani aku saja dirumah yaa” kira-kira begitulah yang dia ucapkan. Ketika malam tiba, kulihat Unyil di dalam kardus dengan dua bayi kecilnya. Ohhh itulah bukti dari kemanjaannya pagi tadi. Dua ekor bayi kucing mungil berwarna belang putih hitam yang mendominasi. Wahh lucu sekali. Sebagai perawat kucing amatiran, naluriku muncul hebat, dan aku mengeluarkan satu kotak plastik besar lengkap dengan alas kain. Kedua anak Unyil kupindahkan di dalam kotak dan kuberi selimut. Sebagai perawat kucing amatiran, aku juga berharap kedua bayi mungil itu mampu bertahan hingga besar dan menjadi Unyil Unyil berikutnya di dalam rumahku.
Wuiss.. yg baru beranak nih.. kalau kucing sya namanya si nyunyu.. udah beranak ketiga. Xuman anaknya pas udah besar dan mandiri, saya buang.. ga tahan juga, soalnya buang kotoran dirumah terus.. beda ama induknya, yang tertib dan bersih plus jago banget tangkap tikus.. makanya sama si nyunyi ini saya sayang hehehe.. 😀
Wahwahwah udah sering ngelahirin ya kucingnya, mas.. Hehehe saya baru mas punya kucingnya, iya sih Unyil buang kotorannya di kebun orang hehe gak tau deh anak2nya gimana nanti, semoga aja ngikutin ibunya wakakak..
Saran saya, coba usahakan anak kucing yang bedua ini jangan tarok dalam rumah. Ini bikin anak kucing tsb terbiasa buang kotoran di sekitar rumah. Usahakan juga kasih tempat pembuangan kotoran sedari awal berupa pasir kering yg rutin diganti setiap hari untuk membiasakannya. Yang jual ada juga berupa pasir khusus kotoran kucing di toko hewan piaraan… Mungkin itu saja dulu saran saya.. 🙂
Siap, mas.. Terima kasih sarannya 🙂
Ini saya taro di belakang rumah kok, langsung kebon kosong jadi bisa pup sepuas hati disitu hihihi, kalo pakai pasir agak ribet dan nambah pengeluaran juga ya mas hehe
ebuset, namanya unyil 🙂
jadi ingat cuplis, pak raden, pak ogah, dll
*lha ini ngomongin film apa kucing? hehehe
hahahaaa dulu film favorit tuh mas, jadi sampe sekarang masih inget terus heheee
Icha, Unyil jangan lupa disteril ya… 😀
Di sterilin dari kuman penyakit atau di sterilin kehamilannya kak?
Disteril biar gak hamil lagi. Nanti dia beranak terus lho.
ohhh, hemmm tapi kasian kak, gpp deh kak, anaknya lucu2 kok kaaaakkkk hehe