Teknologi Pangan? Bukan Kelas Masak-Masak!

Apa itu Teknologi Pangan?

Itu adalah salah satu jurusan dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian.

Apa itu Teknologi Industri Pertanian? Ohh yang nanam padi dan nyangkul-nyangkul ya?

eat-547511_640

Sebenarnya Teknologi Industri Pertanian bukanlah suatu profesi atau pelajaran menanam padi dan menyangkul disawah. Ini adalah sebuah kelompok atau yang akan mempelajari mengenai berbagai macam pengolahan hasil dari pertanian. Pertanian yang dimaksud bukan hanya padi, tapi juga berkaitan dengan pohon, hewan, air, tanah, dan lain sebagainya. Pelajaran ini terlalu luas, dan dipersingkat lagi menjadi beberapa konsentrasi. Salah satu konentrasinya adalah Teknologi Pangan.

Teknologi pangan bukanlah pelajaran masak-masak. Istilah yang lebih keren disebut dengan tekpang ini, adalah sebuah pelajaran yang dapat menciptakan dan menganalisa suatu produk pangan. Dengan kata lain, kita tak hanya diajarkan untuk mengolah, tapi juga menganalisa produk yang akan digunakan atau sudah dihasilkan. Beberapa analisa yang sering dilakukan adalah analisa fisik, kimia, dan mikrobiologi.

Analisa fisik adalah pengamatan atau penilaian yang mulanya bisa dilalukan dengan panca indera. Semua objek pangan yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba. Dengan panca indera, kita bisa menganalisa permulaan apakah bahan yang mau kita gunakan merupakan bahan yang bagus atau tidak. Selain itu analsia ini juga bisa digunakan pada produk yang sudah diolah, kita pun akan tahu apakah produk yang dihasilkan memiliki fisik yang baik.

Analisa kimia adalah pengamatan dari kandungan yang ada di dalam bahan pangan. Kandungan kimia ini bisa berasal dari 3 faktor, memang sudah ada, sengaja ditambahkan, atau tercipta dengan sendirinya. Semua bahan pangan punya kandungan kimia alami di dalamnya. Ini terjadi secara alami selama proses pembuahan. Tapi ada juga bahan kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk tujuan tertentu. Untuk penguat rasa misalnya, atau untuk menyedap rasa, bahkan untuk menciptakan kandungan kimia lain. Tapi kandungan kimia pun bisa terjadi secara alami selama proses pengolahan tanpa disasari.

Analisa selanjutnya adalah analisa mikrobiologi. Analisa ini tentu berkaitan dengan mikrobiologi yang terdapat di dalam bahan pangan maupun proses pengolahan. Analisa ini biasanya berkaitan dengan proses sanitasi atau kebersihan. Kebersihan tubuh di pengelola, lingkungan sekitar, bahan makanan yang digunakan, alat yang dipakai, serta proses pembuatannya dapat mempengaruhi kadar mikrobakteri yang ada di dalam makanan. Untuk membuat produk yang baik, diperlukan juga proses yang higenis.

Teknologi pangan tentu berkaitan sekali dalam keseharian. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan asupan makanan dari mulai baru lahir hingga meninggal dunia. Untuk menjaga kualitas asupan makanan yang baik, kita perlu tahu apa saja yang masuk ke dalam tubuh kita. Dengan adanya analisa pendahuluan, kita bisa tahu apakah produk tersebut baik atau tidak untuk dikonsumsi. Selain itu, tekpang juga mengajarkan cara mengolah makanan yang baik. Agar zat-zat bermanfaat yang terkandung di dalam bahan pangan dapat tetap terjaga mutunya. Sehingga makanan yang dihasilkan tetap berkualitas. Selain itu, diajarkan juga bagaimana caranya menghitung kadar gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Jepang? Indonesia Dulu Deh!!

Sore ini aku digodain sama rekan kerjaku, Dewi. Dia dapat info dari temannya kalau ada tiket diskon ke Jepang. Cuma dengan 3 juta rupiah per orang, dia bilang kalau kita bertiga bisa jalan-jalan ke negeri sakura itu.

“Belum bikin paspor, belum penginapan, erpoteks, sama biaya-biaya lain, Dew”, awalnya alasanku begitu.

“Yaelah bikin paspor cuma 400ribu, nanti nginepnya di apartemen temen gue disana” bantah Dewi.

chidori-is-the-cherry-blossoms-177243_640

Nazarku adalah jalan-jalan ke 20 kota di Indonesia, baru pergi ke luar negeri. Meskipun dulu pacarku pernah ngajak liburan ke Thailand, itu langsung aku tolak dengan alasan nazarku itu. Mau gak mau nazar itu terucap lagi untuk Dewi.

Aku belum sempat ke 20 kota di Indonesia. Baru ada kota yang sempat ku kunjungi. Karena aku tinggal di Depok, Jabodetabek tentu tidak aku masukkan ke dalam daftar 20 kota dong. Kota pertama yang aku kunjungi adalah Yogyakarta, dan aku datang sewaktu SMP. Rasa jatuh cinta terhadap kota pelajar tersebut membuatku tak bosan untuk kembali lagi kesana meskipun sudah berkali-kali. Aku pun gak bosan mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Borobudur tiap kunjungan kesana. Bahkan kunjungan wajib ke malioboro saat malam sepertinya bukan jadi tawaran lagi.

Kunjungan keduaku adalah Bandung, ya entah apa yang aku ingat disana, pastinya ke beberapa tempat wisata. Berjalan-jalan di sekiataran Dago atau mampir ke Kawah Putih itu sangat menarik loh. Kunjungan ketiga dan keempat kini tiba Semarang dan Solo. Aku sempat menyaksikan indahnya salah satu alun-alun di kota Semarang, dan makan nasi liwet murah meriah di kota Solo. Kunjunganpun dilanjutkan ke Purwokerto, dimana aku mendapatkan banyak oleh-oleh pajangan dan tempe mendoan disana.

Jalan-jalan gak berhenti disitu, lanjut ke kunjungan keenam yaitu ke kota Padang. Meski gak sempat pose di jam gadang, aku puas kok mengunjungi tempat bersejarah tentang Malin Kundang. Sayangnya saat kesana air sedang pasang, jadi gak bisa mampir ke pulau Pisang. Gak kalah keren adalah kunjunganku ke kota Palu, menikmati sunset di salah satu teluk sambil makan jagung bakar itu sesuatu banget loh.

Dari kota Palu, aku melipir ke kota Mataram. Ya meskipun gak sempat mampir untuk menikmati indahnya pantai Kuta Lombok, aku senang bisa menikmati indahnya bentangan sawah yang padinya berwarna-warni. Aku pun dimanjakan dengan makanan khas ayam taliwang dan pajangan dari kayu hitam. Rezeki anak solehah pun datang lagi, giliran liburan ke Bali. Ya itulah Bali, sudah pasti emezing deh. Puranya, pantainya, tapi yang gak kalah menarik adalah satu galeri lukisan di Pura Ulun Danu, keren banget!.

Jalan-jalan terakhirku adalah ke kota Lampung. Meskipun belum kesampaian untuk berdayung menikmati indahnya tarian lumba-lumba, tentu gak membuat aku kecewa. Kenapa? karena aku dimanjakan dengan makan malam di salah satu bukit yang indaaaaahhhh banget.

Di tulisan ini sih gak tergambar gimana keseruan dan keindahannya ya. Mudah-mudahan sih aku sempat mengulas satu per satu kunjunganku kesana, hihi. Eitss balik lagi ke topik utama. Temanku, Dewi, dia masih saja menggodaku dengan memperlihatkan foto-foto tentang suasana di Jepang. “Disana musim salju loh, nih bunga sakuranya keren, ada patung haciko juga” rayunya. Tapi lagi-lagi rayuannya gak membuat aku terpikat. Bagiku Indonesia terlalu indah untuk dilewatkan. Kalo kata Dewi sih kata-kata yang aku ucapkan kayak slogan di tipi.

Tapi itulah nyatanya. Indonesia terlalu indah untuk dilewatkan. Bukan gak berarti gak mau jalan-jalan ke luar negeri. Pasti mau dong! Ada Thailand, Paris, Jerman, dan Belanda yang menjadi targetku. Cuma ya kembali ke nazar, harus 20 kota di Indonesia dulu! Untuk yang ingin jalan-jalan ke luar negeri, silahkan saja, tapi coba lirik dulu yang dalam negeri, indah loh 😀

Apa Resolusi Mu?

Resolusi?

traffic-lights-466950_640

Yup kata itu sering banget kita dengar, apalagi moment akhir tahun menjelang awal tahun seperti hari ini. Banyak orang yang mencoba untukmenyiapkan sebuah resolusi yang akan dicapai di tahun depan. “Harus lebih baik dari tahun sebelumnya” tentu menjadi patokan standar dari arti sebuah resolusi.

Kalau di tahun lalu, banyak resolusi lucu yang saya dengar, entah itu benar atau hanya gurauan saja sih. Ada yang beresolus untuk menjaga pola diet agar tetap langsing, ada yang berniat untuk berolahraga keras agar mendapatkan bentuk badan yang indah, ada yang bersikeras untuk mengejar studi lanjutannya, hingga ada pula yang ingin menikah.

Saya sendiri lupa apa resolusi saya di tahun lalu, hehehe. Biar gak lupa lagi, saya mau coba menuliskan beberapa resolusi kecil disini, tujuannya ya kalau lupa bisa saya lihat lagi.

Pesan dari seseorang yang sangat istimewa mengingatkan saya untuk mulai mengatur pola berbicara. Maklum suara saya gak kalah cempreng sama kaleng rombeng, hehe.. Pesan selanjutnya juga mengingatkan saya untuk lebih tegas dalam mengambil keputusan, dan menyelesaikan semua jadwal sesuai dengan garisnya. Selanjutnya adalah mulai belajar untuk menyeimbangkan pola pikir antara berpikir dengan otak dan berpikir dengan hati.

Ketiga pesan itu sangat melekat sebagai resolusi saya di tahun 2015 mendatang. Terkadang anak manja harus berubah menjadi anak yang sedikit berwibawa dengan membass-kan suara. Terkadang bertindak di luar jalur memang enak, tapi tetap berusaha bertindak di dalam jalur. Tapi bukan berarti tidak mengembangkan pemikiran dan hanya berada di zona nyaman, namun lebih menghargai tahap-tahap yang sudah dibuat. Kemudian mengatur mana yang harus dipandang dengan otak dan mana yang harus dipandang lewat hati.

Laluuuuuuuu, apa resolusimu di tahun 2015?

Si Cantik 211

Jika boleh jujur, ini adalah pengalaman pertama ku untuk pergi ke Sulawesi. Pekerjaanku saat ini memang membutuhkan keberanian yang cukup tinggi (bagiku). Dimana aku harus pergi ke luar kota seorang diri untuk sekedar meeting. Yah begitulah kata yang biasa ku ucapkan.  Selain pengalaman pertama untuk terbang ke luar pulau Jawa sendirian, ini juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagiku, karena aku harus pergi seorang diri ke tanah yang belum pernah aku kenal sebelumnya. Pengalaman ini juga tak akan terlupakan, karena ini pun kali pertama aku ditertawakan oleh mahluk yang tidak tampak.
Di dalam sebuah kamar yang berukuran 4×3 meter ini, aku tidur seorang diri. Dihadapi pemandangan pantai luas di depan kamarku yang tertutup beberapa pipa yang sepertinya pipa pembuangan angin. Awal aku masuk ke dalam kamar ini, aku merasa tidak terlalu nyaman untuk menginap di dalamya. Aku sudah berusaha untuk pindah ke kamar lain yang lebih nyaman, namun dikarenakan hotel ini adalah salah satu hotel terkenal, tidak ada kamar kosong lainnya.
Singgah lah aku di kamar tersebut, kamar 211. Aku menginap untuk 2 malam. Di malam inapku yang pertama, terjadi kejadian mati lampu berulang kali, hingga sesekali aku menelpon petugas untuk menanyakan apakah ini benar mati lampu. Untuk mati lampu ke sekian kalinya, tiba kali ini pendingin ruangan di kamarku yang mati, dan mengharuskan aku memanggil teknisi untuk memperbaikinya. Semakin aku tak nyaman di dalam kamarku, hingga aku menanayakan kembali kepada petugas hotel apakah ada kamar kosong lain yang dapat aku singgahi. Namun sayangnya, tak ada kamar kosong lainnya pada malam itu.
Satu malam itu cukup lelah bagiku hingga aku terlelap tidur dan tak memikirkan apa-apa. Tiba keesokan harinya, pada malam hari yang mengharuskan aku untuk meeting hingga hampir jam 10 malam. Setelah meeting ini selesai, aku memesan segelas jus jeruk dan air putih. Saat minumanku sampai di kamar, aku heran, kenapa ada 3 orang pelayan yang mengantarkan minumanku. Untuk apa mereka datang bersamaan ke depan kamarku. Sudah mulai curiga rasanya. Setelah aku menutup pintu kamar dan membesarkan suara televisi, ternyata aku mendengar sebuah suara lain.
eyes-394175_640
Suara yang menertawakanku itu terdengar sebanyak dua kali, dan aku sadar kalau itu bukanlah suara manusia. Suara itu adalah suara sebuah mahluk yang sepertinya sangat dekat denganku, karena suara si cantik itu terdengar lembut dan sangat pelan. Semakin memahami aku, semakin ngeri juga aku untuk tetap bertahan di kamarku. Sehingga aku memutuskan untuk pindah singgah ke sebuah restoran di dalam hotel.
Mataku rasanya sudah tak kuat untuk menatap apapun. Otakku rasanya sudah ingin mulai merangkai mimpi indah untuk malam ini. Kekasihku sepertinya sudah tak tahan untuk memikirkan suatu materi hingga ia mengocehkan apa saja yang terlintas di benaknya. Hingga aku memaksanya untuk segera tidur, karena besok pagi dia harus bekerja. Sendirianlah aku di ruang restoran ini. Bingung mau apa lagi, aku sempatkan untuk berbagi pengalaman ini dalam tulisan ini.
Suara tawa wanita cantik tadi sangat mengangguku. Untung saja aku tak melihat si cantik itu. Namun jika aku boleh meminta, tolong jangan pernah tertawakan aku lagi ya. Ini sudah di luar batas kekuasaanku. Aku seorang diri di tanah orang yang memang baru pertama kali aku singgahi. Kelakuanku yang aneh dengan duduk di restoran hingga pagi hari mungkin menjadi sorotan dari pegawai hotel. Mereka pasti bertanya-tanya dalam hati, apa yang aku kerjakan hingga matahari terbit. Ingin rasanya aku berbagi cerita dengan mereka bahwa saat ini ketakutanku mencapai 100%. Tapi malu rasanya untuk bilang hal itu kepada mereka.
Sudah aku persilahkan kekasihku untuk tidur, tapi dia tetap tak tega meninggalkanku sendirian. Hal itu malah membuatku tak tega padanya yang harus membuka matanya untuk ketakutanku yang sangat tidak penting. Berkali-kali aku suruh dia tidur hingga akhirnya dia benar-benar tertidur. Bukan karena dia tak perduli denganku, tapi karena dia juga sudah lelah bekerja seharian dan esok harus kembali bekerja lagi.
Pastinya ada beberapa pengalaman yang tidak akan aku lupakan untuk tugas kerja kali ini. Dimana aku harus naik pesawat dua kali untuk satu kota tujuan dalam satu kali jalan. Kemudian aku harus mendengar tertawaan si cantik yang tak ingin aku lihat. Lalu pengalaman bermalam di restoran hotel sambil memandangi leptopku, yang sebenarnya mataku ingin sekali untuk istirahat.

Catatan Dua Hari

Hanya tinggal menghitung waktu, akan tiba dimana kekasihku akan pergi meninggalkanku. Bukan untuk hal yang tidak baik, hanya untuk tugas bekerja. Hal ini cukup membuatku gelisah akan kehilangannya. Namun mau tak mau, hal itu harus tetap dilakukan. Alih-alih demi menggapai cita-cita, ia rela bekerja keras untuk masa depan kami.
young-people-412041_640
Detik-detik keberengkatannya menuju Sulawesi, membuatku semakin memikirkannya. Jika ku ingat kembali, rasanya salahku sangat besar padanya. Dulu sering sekali aku inginkan dia pergi, hanya karena masalah kecil yang tak penting. Saat ku ingat-ingat kembali, jangankan untuk menyuruhnya pergi dari kehidupanku, menyuruhnya untuk pergi jauh bekerja saja aku tak sanggup.
Terkadang wanita jika sedang emosi memang tak panjang pikiran, ya meskipun tak semua wanita begitu. Tapi tak jarang pula wanita yang memiliki egois tinggi akan mengusir pria nya pergi dari hatinya, ya meskipun kadang itu hanya luapan emosi saja. Bagiku kini, aku hanya ingin memberikan yang terbaik bagi kekasih ku yang bisa disebut calon suamiku nanti. Ya mudah-mudahan aku atau dia tak kepincut oleh hati yang lain.
Tugas kerjanya di luar wilayahku membuat aku menghayalkan betapa hari-hariku akan dipenuhi rasa rindu. Rindu akan kasih sayangnya yang selama ini mungkin tak ku hiraukan. Namun memang pepatah benar, jika sudah tak ada, baru besara kehilangan. Ya meskipun dia bukan tak ada untuk benar-benar tak ada, namun bagiku sulit untuk meminta keseharianku seperti dulu lagi.
Dia bekerja hanya pulang tiga bulan satu kali selama seminggu. Seminggu itupun waktunya tak hanya dihabiskan untukku, masih terbagi untuk keluarga dan teman-temannya. Bisa dibilang, aku hanya kebagian dua hari untuk benar-benar merasakan kehangatannya. Dua hari yang kurasa sangat berharga bagiku.

Hotel 24 Jam

Kali ini adalah kali pertama aku masih membuka mataku di tengah indahnya malam yang memberikan kenyamanan bagiku untuk beristirahat. Disebuah hotel yang aku singgahi, baru aku melihat pengalaman orang-orang yang bekerja di tempat 24 jam. Hotel memang membuka layanan selama 24 jam, dan ternyata memang kegiatan ini tak ada hentinya.
paraty-254516_640
Untuk wilayah Jakarta, saat ini adalah pukul 00.35 pagi. Sedangkan untuk tempat yang aku singgahi sekarang adalah pukul 01.35 pagi. Di waktu yang rawan mengantuk ini, aku masih setia duduk di restoran hotel tempatku menginap. Tak ku lihat ruangan ini kosong. Ya memang untuk pengunjung, tak ada pengunjung selain aku yang masih setia duduk di salah satu kursinya. Namun untuk para petugas di hotel, masih setia mereka lalu lalang menjalankan tugasnya. Ini memang pertama kalinya aku ingin menyelesaikan pekerjaanku di luar kamar. Sehingga aku pun baru tau akan pemandangan ini, yang kurasa sebenarnya ini tak aneh bagi mereka. Tapi ini cukup aneh bagiku yang bekerja hanya diwaktu matahari masih tersenyum.
Petugas keberihan ku lihat sibuk mebersihkan lantai-lantai restoran. Sesekali aku melihat mereka melintas, entah untuk membuang sampah dari sapuannya atau sekedar mengelap sesuatu. Petugas restoran juga ku lihat bergantian menata perlengkapan sarapan yang akan disantap oleh pengunjung esok harinya. Terlintas dibenakku, kenapa mau mereka bekerja rutin di malam hari seperti ini? Apakah uang yang mereka dapatkan setimpal dengan perjuangan mereka menahan ngantuk? Apakah istirahat mereka cukup? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di pikiranku, dan aku pun tak ingin menanyakannya. Aku yakin di dalam dapur sana, banyak koki yang sdenag menyiapkan menu sarapan.
Petugas hotel ini tak henti memperhatikan kondisi tatanannya. Bagian pembersih ruangan memastikan bahwa lantai, meja, dan kursi dalam keadaan bersih. Petugas makanan memperhatikan isi air minum yang disama ratakan isinya. Piring, mangkuk, gelas, garpu, sendok, pisau, dan alat malan lainnya ditata dengan indah di atas meja. Hidangan tengah diolah dan siap disajikan pagi hari. Tak lupa tisu pun ditata dengan rapi agar terlihat makin indah. Dalam kondisi yang mungkin setengah mengantuk , mereka berjuang untuk membuat penampilan hidangan terlihat makin menggugah selera.
Baru aku sadari ternyata banyak pekerjaan-pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya untuk tetap terbangun di malam hari. Saat ini yang aku ketahui hanyalah petugas hotel, petugas pom bensin 24 jam, petugas minimarket 24 jam, satpam, supir taxi 24 jam, dan pekerja lainnya yang bertugas saat shift malam. Satu malam saja aku berperang dengan ngantuk demi sesuatu, rasanya tak ingin aku ulangi lagi. Rasanya sangat lelah dan tak enak kondisi badan. Bagaimana dengan mereka semua yang bertarung dengan dinginya malam untuk lebih dari sekedar satu malam? Kepalaku saja rasanya sudah mau pecah.